Header Ads

Raja-Raja Kerajaan Madura (1)


Dalam legenda madura diceritakan, Raden Segoro putra Bendoro Gung dianggap sebagi penghuni pertama di pulau Madura. Dan diceritakan pula bahwa Raden Segoro adalah cucu dari raja Gilingwesi. Dalam prasasti canggal yang bertarikh 732 M dikatakan kerajaan mataram kamulan diperintah oleh raja dari Dinasti Sanjaya. Pada waktu itu pulau madura merupakan pulau yang terpecah belah. Dan yang nampak hanyalah Gunung Geger di daerah Bangkalan dan Gunung Payudan di daerah Sumenep.

Menurut sultan Abdurrahman, sebelum kerajaan Majapahit berdiri, di Madura Timur (Sumenep) sudah ada pusat pemerintahan di daerah Purwareja atau Mandagara. Daerah Mandagara sekarang termasuk kecamatan Ambunten kabupaten Sumenep. Sedangkan pemerintahannya pada waktu itu bernama Pangeran Rato. Karena pusat pemerintahan tersebut ada di daerah Mandagara, maka ia terkenal dengan nama Pangeran Mandagara atau R. Pitutut (1333-1339 M).
Raja-raja di kerajaan Madura antara lain :

1. Aria Wiraraja : Pemerintah Kerajaan Pertama

Arya Wiraja dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep pada tanggal 31 Oktober 1269, yang sekaligus bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sumenep. Pengangkatan tersebut dilakukan oleh Prabu Kartanegara raja Singosari pata tahun 1269 M.

Selama dipimpin oleh Arya Wiraja, banyak kemajuan yang dialami kerajaan Sumenep. Pria yang berasal dari desa Nangka Jawa Timur ini memiliki pribadi dan kecakapan / kemampuan yang baik. Arya Wiraja secara umum dikenal sebagai seorang pakar dalam ilmu penasehat/pengatur strategi, analisanya cukup tajam dan terarah sehingga banyak yang mengira Arya Wiraja adalah seorang dukun. Adapun jasa-jasa Arya Wiraja:

•    Mendirikan Majapahit bersama dengan Raden Wijaya.
•    Menghancurkan tentara Cina/tartar serta mengusirnya dari tanah Jawa.

Arya Wiraraja memerintah di Sumenep antara tahun 1269-1292 M. Setelah berpindah ke Lumajang, maka tahta pemerintahan Sumenep digantikan kepada adiknya yang bernama Arya Bangah dengan gelar Arya Wiraraja II, dengan Keraton di Banasare. Perlu diketahui, bahwa pada masa Aria Wiraraja I (Banyak Wide) keraton sumenep ada di Batu Putih.

2. Arya Bangah atau Arya Wiraraja II

Arya Wiraraja II (Aria bangah) memerintah di Sumenep antara tahun 1292- 1301 M. ia dikaruniai putra bernama Aria Lembu Suranggana Danurwenda. Ketika usianya semakin tua dan tidak mampu lagi untuk memimpin Sumenep, maka Arya Wiraraja II memberikan tahta pemerintahan Sumenep pada putranga Arya Lembu Suranggana Danurwenda.

3. Arya Lembu Suranggana Danurwenda

Pada pemerintahan Arya Lembu Suranggana Danurwenda, keraton Sumenep yang semula terdapat di daerah Banasare, dipindahkan ke Aeng Nyeor Tanjung kecamatan Saronggi. Pemerintahan Arya Lembu Suranggana Danurwenda berlangsung antara tahun 1301-1311 M. dari hasil perkawinannya ia dikaruniai putra bernama Arya Asrapati.

Dalam cerita tutur dan menjadi anggapan yang berkembang di masyarakat Sumenep, bahwa kerapan sapi yang ada di pulau Madura berawal pada zaman pemerintahan Arya Lembu Suranggana Danurwenda. Sehingga sampai sekarang tradisi kebudayaan kerapan sapi di pulau Madura, menjadi kegiatan tahunan yang tetap dilestarikan. Usia yang semakin tua, dan cukup lama juga di Sumenep, kemudian Aria Lembu Sanggana memberikan tahta pemerintahan Sumenep kepada Putranya yang bernama Arya Arispati.

4. Arya Arispati

Arya Arispati memerintah antara tahun 1311-1319 M. Tidak begitu banyak perkembangan yang dicapai pada pemerintahan Arya Arispati dibandingkan pada jaman pemerintahan orang tuanya. Keraton tempat ia memerintah tidak mengalami perubahan, tetap ada di daerah Aeng Nyeor Tanjung. Arya Arispati dikaruniai putra bernama pangeran Joharsari, yang akhirnya menggantikan orang tuanya memimpin Sumenep pada tahun 1319 M.

5. Pangeran Joharsari

Sejak pemerintahan pangeran Joharsari, agama islam diperkirakan mulai masuk dan berkembang di Sumenep. Menurut keterangan para ahli pengamat sejarah, bahwa pada sekitar tahun 1330-an, yaitu pada awal pemerintahan pangeran Joharsari, telah datang seorang muballig Islam ke Sumenep. Menurut cerita Babad Sumenep, muballig Islam tersebut dengan nama Rato Pandita. Sedangkan menurut sejarah Wali Songo, muballig islam yang mula-mula datang di Sumenep bernama Syd. Ali Murtadha atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Lembayung Fadhal.

Sayid Ali Murtadha adalah adik dari Sunan Ampel yang mempunyai nama asli Raden Rahmat. Sayid Ali Murtadha dan Sunan Ampel adalah kemenakan dari raja majapahit yang bernama Kertawijaya. Menurut cerita tutur mereka berdua berasal dari Campa. Dan disebutkan pula bahwa mereka berdua adalah putra dari raja Campa Ibrahim Asmarakandi yang diutus ke Majapahit. Bahwa Syd. Ali Murtadha berlayar menuju ke arah timur dan mendarat di pulau Sepudi. Kemudian Syd. Ali Murtadha mendirikan pedukuhan sebagai pusat penyebatran agama islam di Sumenep. Pemberian nama pulau Sepudi sebenarnya diambil dari bahasa Jawa, yaitu Sepul, Dhewe. Yang artinya yaitu Sepuh (tua) Dhewe (sekali), artinya tua sekali atau lebih awal masuknya agama islam di sumenep. Kuburan Syd. Ali Murtadha berada di pulau Sepudi kabupaten Sumenep yang bernama Asta Nyamplong.

Pada pemerintahan pangeran Joharsari yang memerintah Sumenep antara tahun 1319-1331 M, sudah memeluk agama islam. Karena makam pangeran Joharsari di desa Tanah Merah Saronggi sudah menunjukkan ciri-ciri kuburan Islam. Menurut tutur cerita, bahwa setelah masuk agama islam, pangeran Joharsari merubah gelar menjadi panembahan. Hal ini dilakukannya sebagai awal karena dirinya sebagai raja yang pertama kali memeluk agama Islam untuk contoh bagi rakyat Sumenep kala itu.

Walaupun kebijakan itu juga diberikan kepada rakyatnya untuk bebas memeluk agama lain yang diyakininya. Panembahan Joharsari mempunyai putra bernama Raden Pitutut (Pangeran Mandagara). Sementara keraton sebagai pengendali pusat pemerintahan Sumenep tetap tidak mengalami perubahan, yaitu ada di Aeng Nyeor.dua belas tahun panembahan Joharsari memerintah Sumenep, dan ketika telah berpulang ke Rahmatullah, maka dipilihlah sebagi penerus tahta pemerintahan di Sumenep adalah putranya yang bernama R. Pitutut. (bersambung …….)

 Tulisan bersambung:
  1. Masa Kejayaan Kerajaan-Kerajaan di Madura
  2. Raja-Raja Kerajaan Madura (1)
  3. Raja-Raja Kerajaan Madura (2)
  4. Raja-Raja Kerajaan Madura (3)
  5. Raja-Raja Kerajaan Madura (4)
  6. Raja-Raja Kerajaan Madura (5)
  7. Raja-Raja Kerajaan Madura (6)
  8. Raja-Raja Kerajaan Madura (7)
  9. Raja-Raja Kerajaan Madura (8)



Diberdayakan oleh Blogger.
close